Pada artikel ini Suhu Kicau menjelaskan perbedaan utama antara burung Siri-siri dan Cucak Rawis, baik dari segi penampilan, suara, hingga habitatnya.
Burung Siri-siri dan Cucak Rawis adalah dua jenis burung yang sering menjadi perhatian para penggemar burung kicauan di Indonesia. Meskipun keduanya memiliki karakteristik unik dan daya tarik tersendiri, banyak yang sering kebingungan dalam membedakan keduanya.
Perbedaan yang paling mencolok antara burung Siri-siri dan Cucak Rawis terletak pada penampilan fisiknya.
Burung Siri-siri memiliki warna dominan hijau di seluruh tubuhnya dengan sedikit aksen kuning di bagian dada dan perut. Ukurannya relatif kecil, sekitar 16-18 cm, dan sering kali memiliki mata yang berwarna merah cerah. Bentuk paruhnya cenderung pendek dan tebal, dengan sayap yang panjang dan ramping.
Cucak Rawis, di sisi lain, memiliki ciri khas berupa bulu di sekitar lehernya yang terlihat seperti ‘rawis’ atau jumbai-jumbai halus. Warna tubuhnya lebih bervariasi dengan dominasi cokelat keabu-abuan pada bagian atas tubuh, sementara bagian bawah berwarna kekuningan.
Ukuran Cucak Rawis sedikit lebih besar dari Siri-siri, dengan panjang tubuh mencapai 20-23 cm. Paruh Cucak Rawis lebih panjang dan tajam dibandingkan Siri-siri.
Aspek suara menjadi salah satu faktor penting dalam membedakan kedua burung ini, terutama bagi pecinta burung kicauan.
Siri-siri dikenal dengan kicauannya yang tajam dan nyaring. Suaranya sering kali terdengar melengking dan berulang-ulang. Siri-siri juga memiliki kemampuan meniru suara burung lain, menjadikannya salah satu burung yang disukai karena variasi suaranya.
Cucak Rawis memiliki suara yang lebih berat dan serak dibandingkan Siri-siri. Kicauannya cenderung monoton, namun tetap kuat dan lantang. Walaupun tidak sevariasi Siri-siri dalam hal meniru suara, Cucak Rawis tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta burung karena suara khasnya yang terdengar kasar namun tegas.
Kedua burung ini memiliki habitat yang berbeda meskipun sama-sama berasal dari wilayah tropis.
Burung Siri-siri sering ditemukan di daerah hutan primer dan sekunder, terutama di daerah dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian mencapai 1.500 meter di atas permukaan laut. Burung ini tersebar di seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Cucak Rawis, sebaliknya, lebih sering ditemukan di daerah hutan mangrove, semak belukar, dan tepi hutan. Burung ini lebih menyukai habitat yang lembap dan dekat dengan perairan. Penyebarannya meliputi wilayah Sumatera, Kalimantan, dan sebagian Jawa.
Perbedaan lain yang dapat diperhatikan adalah perilaku kedua burung ini.
Siri-siri adalah burung yang sangat aktif dan lincah. Mereka sering bergerak cepat dari satu cabang ke cabang lainnya, terutama saat mencari makanan. Siri-siri juga merupakan burung yang lebih soliter, meskipun kadang-kadang terlihat berkelompok kecil saat musim kawin.
Cucak Rawis, di sisi lain, lebih suka tinggal di tempat yang lebih rendah dan tenang. Mereka sering ditemukan bertengger di dahan rendah sambil mencari serangga atau buah-buahan. Meskipun lebih tenang daripada Siri-siri, Cucak Rawis juga bisa bersikap agresif terhadap burung lain, terutama saat mempertahankan wilayahnya.
Kedua burung ini memiliki jenis makanan yang agak mirip, namun dengan preferensi yang berbeda.
Siri-siri lebih banyak mengonsumsi serangga kecil, ulat, dan biji-bijian. Mereka juga menyukai nektar bunga sebagai sumber energi tambahan.
Cucak Rawis juga makan serangga, tetapi lebih menyukai buah-buahan seperti pisang, pepaya, dan buah-buahan kecil lainnya. Selain itu, Cucak Rawis sering kali memakan ulat atau larva sebagai tambahan protein.
Meskipun burung Siri-siri dan Cucak Rawis sering dianggap mirip, keduanya memiliki perbedaan yang jelas baik dari segi penampilan, suara, habitat, maupun kebiasaan. Siri-siri lebih dikenal dengan suara tajamnya dan perilaku yang aktif, sedangkan Cucak Rawis memiliki ciri khas pada bulu rawisnya dan suara yang lebih serak. Keduanya memiliki keunikan tersendiri yang membuat mereka menarik untuk dipelihara maupun diamati di alam liar.
Bagi pecinta burung, mengenali perbedaan ini sangat penting agar bisa memberikan perawatan yang sesuai serta menikmati kicauan burung dengan lebih optimal. Semoga bermanfaat ya.