Burung Poksay Medan

Burung Poksay Medan – manteman kali ini kita akna mengulik informasi lengkap tentang salah satu jenis burung poksay yang cukup banyak diminati para pecinta kicau yakni poksay medan. Kalau sebelumnya

ada poksay hongkong dan mandarin tentu saja dari semuanya memiliki beberapa perbedaan baik secara fisik maupun karakter yang dimiliki masing-masing individu. Poksay medan termasuk langka ketersediaannya

di pasar burung maupun di kios karena memang masih jarang yang minat sehingga orang-orang tidak banyak yang menangkarkan dan biasanya merupakan hasil tangkapan dari alam bebas. Tapi kalian jangan khawatir

dia bukan termasuk hewan yang hampir punah karena menurut badan pengawasan satwa itu masih cukup banyak populasinya di alam. Selain unik secara fisik ternyata dia juga memiliki mental yang bagus

sehingga cepat jinak, menurut pengalaman saat baru membeli dan merawatnya mulai dari masa adaptasi sampai ke dua minggu menunjukan perubahan yang sangat signifikan dia sudah mulai mengeluarkan kicauannya.

harga-burung-poksay-medan

Dari kualitas suara sendiri ternyata dia memiliki volume yang nyaring dan kicauan yang cukup bervariasi tinggal di poles dengan rawatan harian yang benar maka dia akan menjadi pomed yang super gacor.

Buat kalian yang semakin penasaran mau tau dulu informasi tentang burung ini sebelum memutuskan untuk memeliharanya langsung aja baca artikel selengkapnya dibawah ini.

Mengulik Informasi Seputar Burung Poksay Medan

Ciri Fisik Pomed

Berbeda dengan poksay mandarin, poksay medan memiliki bulu berwarna coklat dibagian badan sampai ke ekornya dan pada bagian kepala hingga lehernya berwarna abu-abu. Dibandingan dengan poksay lain

untuk jenis medan ini ukuran tubuhnya terbilang paling kecil. Tetapi suara kicauanya nyaring dan sangat gacor. Untuk memilih yang gacor pastikan kalian membelinya yang jantan karena kalau betina dia suaranya monoton.

Habitat Aslinya

Dia memiliki habitat asli di pegunungan dan banyak ditemukan di pulau sumatra bahkan dia banyak ditemukan di kawasan Malaysia dan juga Brunei Darussalam. Namun kini penyebarannya sudah cukup luas hampir seluruh asia tenggara

poksay-medan-jantan

Makanan Kesukaan Baik di Alam dan Perawatan Harian

secara alami dia memakan buahan dan juga serangga tetapi dalam perawatan kita harus melatihnya untuk mengkonsumsi voer sebagai makanan utamanya karena lebih praktik dan juga kandungan gizi

nya lebih komplit. Untuk voernya sendiri yang kasar banyak merek dan biasanya dipakai ialah Topsong selain kualitasnya bagus, juga harganya terjangkau. Sebagai EF nya kalian bisa memberikan

Jangkrik, ulat hongkong dan juga ulat kandang seminggu sekali bisa kalian berikan kroto sebagai makanan tambahannya juga. Untuk jangkrik sebelum diberi kakinya dibuang dulu karena itu sulit dicerna

takut melukai tenggorokannya dan juga organ pencernaannya. Dalam sehari berikan 6 ekor jangkrik dibagi menjadi 2 kali makan 3 pagi dan 3 sore. kalau ulat hongkong 1 sendok teh sudah cukup jangan terlalu banyak.

Untuk buahan kalian bisa memberikan pisang kepok putih yang matang dengan daging buah yang sedang tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek selain itu pepaya juga yang kematangannya pas boleh jenis apapun yang penting manis.

Nah itulah tadi info tentang burung poksay medan kalau kalian tertarik bisa langsung dicari ke pasar burung maupun kios penjual burung terdekat di kota kalian dan pastikan kalian memeliharanya dengan baik

setelah membelinya karena itu menjadi kewajiban kita menyayangi sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Terimakasih banyak kami ucapkan karena sudah setia membaca artikel dari kami semoga sukses dan sehat selalu.

Related Posts
Cara Merawat Kenari Paud Agar Cepat Ngriwik
cara-merawat-kenari-paud

cara merawat kenari paud - Halo apa kabar nya Kenari Mania dimanapun anda berada berjumpa kembali bersama kami situs resmi Read more

7 Jenis Burung Yang Mudah Dipelihara Untuk Pemula
burung-yang-mudah-dipelihara

burung yang mudah dipelihara dirumah - Kembali masih bersama Suhu Kicau - website yg selalu konsisten memberikan info-info seputar dunia Read more